Contact Form

 

The Perfect Husband

Ayla (Amanda Rawles) murid 3 SMA, dijodohkan oleh ayahnya (Slamet Rahardjo), dengan seorang pilot muda nan sukses (Dimas Anggara). Karena Ayla sudah mempunyai pacar bernama Ando seorang anak band rocker (Maxime Bouttier) yang dinilai ayahnya Ayla tidak pantas untuk mendekati Ayla, namun tentunya Ayla menolak keras perjodohan itu. Ayla pun mencoba berbagai cara agar perjodohan itu batal.



Film produksi Screenplay Films ini mempertemukan kembali Dimas Anggara dan Amanda Rawles, sejak tahun lalu mereka bertemu di Film Promise, namun dengan formula yang agak berbeda. The Perfect Husband ini semacam romantic comedy. Terdengar klise mungkin, jaman sekarang masih menceritakan adanya perjodohan. Namun, melegakannya The Perfect Husband ini cukup menepis kekhawatiran tersebut. Rudi Ariyanto selaku sutradara yang juga membuat Surat Cinta Untuk Starla ini mampu membuat The Perfect Husband dengan tema perjodohan namun dibalut dengan nuansa kekinian. And surprisingly, gue sangat menikmatinya. Ceritanya ringan, manis, dan jenakanya pun sampai kepada penonton. Tidak ada twist yang bikin kepala pusing, tiada kata-kata mutiara yang berlebihan. Cukup realistis dan jujur dalam bercerita. Tetapi diakhir cerita, Screenplay mulai kambuh dengan puisi-puisinya yang tweetable.



Meskipun menyenangkan diawal, terdapat permasalahan yang sama pada film Screenplay sebelumnya. Yaitu endingnya yang agak terburu-buru, dan dengan formula yang sama. "Membuat nangis". Film Screenplay ini semacam ada time keepernya. Kalo durasi udah mau abis meraka akan bilang "Woy durasi nih! saatnya sedih-sedihan!" Lalu asalkan penonton nangis, problem diselesaikan. Tamat deh. Untungnya meski mengusung formula yang sama, The Perfect Husband ini masih sangat bisa dinikmati twistnya, dan sangat manusiawi juga tentunya.



Agak terkejut melihat akting Amanda Rawles yang jauh berbeda dengan film-film dia sebelumnya. And she did it. Dia berhasil memerankan tokoh Ayla yang menggemaskan dan menyebalkan dengan cukup baik. Dimas Anggara dengan kharismanya yang bersinar sebagai Pilot namun terkadang bisa bersikap jenaka, manis, dan membuat penonton simpati dengannya. He portrayed Arsen very well. Dan tentunya seorang Slamet Rahardjo merupakan gambaran seorang ayah yang cukup tegas, lembut, jenaka, juga bisa memberi kesan gloomy pada film ini. Mereka bertiga pun mampu menunjukkan chemistry yang cukup baik, meski pada film ini Slamet Rahardjo sering kali salah mengucapkan nama anak sendiri menjadi Alya. Entah sutradaranya agak sungkan untuk melakukan retake kepada beliau atau gimana.. gue juga ga paham. Malahan ternyata Maxime Bouttier ini yang agak menggangu, entahlah. Dia berusaha dengan keras menjadi seorang bad boy yang nyatanya terlihat jadi orang yang sok asik. Belum lagi tato Maxime yang terlihat seperti tato ciki atau permen karet. Mungkin orang divisi make up bisa bertanya kepada Dimas Anggara dimana tempat buat tato temporary yang bagus.
But over all The Perfect Husband, film terbaik Screenplay sejauh ini. Menyenangkan, menghibur, dan cukup menyentuh. (2.75/5)


Sutradara: Rudi Aryanto
Penulis: Sukhdev Singh, Tisa TS, Benni Setiawan
Produser: Sukhdev Singh dan Wicky V Olindo
Produksi: Screenplay Films dan Legacy Pictures
Pemain: Dimas Anggara, Amanda Rawles, Slamet Rahardjo, Maxime Bouttier, Bunga Zainal, Tanta Ginting, Dolly Martin, Maya Wulan


Total comment

Author

Reviewin aja

0   comments

Cancel Reply