Contact Form

 

Memories of Alhambra

Yoo Jin Woo (Hyun Bin) adalah seorang direktur dari perusahaan J One, yaitu perusahaan investasi. Dia ini semacam pekerja keras yang punya naluri bisnis kuat, berjiwa petualang sekali lah dia. Tapi semasa hidupnya dia banyak dikhianati orang-orang sekitarnya, makanya Jin Woo punya sikap yang agak dingin-dingin tapi tampan gitu. Suatu hari dia ada urusan bisnis di Granada, Spanyol. Dan ternyata dia mengalami kejadian aneh nan ajaib, jeng jeng jeng. Selama di Granada, Jin Woo menginap di hostel tua milik Jung Hee Joo (Park Shin Hye).

Nginep dulu di hostel, istirahat

Baiklah sepertinya para sahabat sudah tau atau sering melihat cuplikan adegan, bahkan mungkin sudah menonton drama Memories of Alhambra ini. Tayang di tvN dan Netflix, drama ini mempunyai 16 episode. Berbudget besar? Sudah pasti sahabat. Menggandeng Hyun Bin dan Park Shin Hye lalu disutradarai oleh Ahn Gil Ho (Secret Forest, Rooftop Prince) dan ditulis oleh Song Jae Jung (W: Two Worlds, Nine: Nine Times Time Travel) tentu menjadi cukup alasan drama ini berbudget besar. Sebelum lanjutin baca, mungkin ulasan ini akan memberikan sedikit spoiler. Dan aku akan banyak membandingkan drama ini dengan W dan Nine. Gitu.



Drama ini unik, menarik, dan merupakan hal yang baru. Karena ceritanya tentang Game AR, tapi sialnya ketika dimainkan. Game nya berujung pada kematian, kejadian di game ternyata jadi kenyataan. Pemainnya jadi merasakan sakit beneran gitu. Konsepnya mirip Pokemon Go, tapi ini pemainnya harus memakai kontak lensa untuk tampilan game tersebut jadi semuanya benar-benar seperti real dalam memakai senjata, berperang, dan lain-lain. Sama halnya dengan drama W (kalau kalian udah nonton) jadi drama W itu tentang dunia real dan dunia komik, kadang tokoh komik yang nyasar ke dunia real. Sebaliknya manusianya nyasar ke dunia komik. Pun dengan MoA (Memories of Alhambra) yang sulit kita bedakan mana dunia game atau kenyataan

Nah kan, mulai makan korban jiwa nih

Jadi pada saat di Granada, Jin Woo bermain game yang diciptakan oleh Jung Se Joo (Chanyeol) yang merupakan adiknya Jung Hee Joo, namun setelah Se Joo menghubungi Jin Woo untuk menawarkan gamenya pada perusahaan J One justru dia malah menghilang. Dan sejak Jin Woo bermain game tersebut, kehidupannya mulai berubah. Kalau kalian nonton drama Nine, si pemeran utama menemukan dupa yang bisa membuat dia ke masa lalu, awalnya dia happy. Tapi justru ternyata hidupnya jadi super berantakan. Sama seperti MoA, hidup Jin Woo jadi rumit, berantakan, dan gaada orang yang percaya sama dia, bahkan sahabatnya sendiri yang juga pendiri perusahaan J One.



Jin Woo terpaksa harus melanjutkan game yang sudah dia mulai, karena dia terus dikejar oleh musuh yang telah dibunuhnya. Jin Woo terus bermain game, juga untuk menyelidiki apa yang salah dari game yang dapat merenggut nyawa orang tersebut, karena nantinya akan di launching oleh perusahaannya. Dan dalam perjalanan Jin Woo bermain game, dia menyadari bahwa Se Joo yang selama ini menghilang, ternyata ada di dalam game dan tak bisa kembali. Jin Woo pun mencari cara untuk menemukan Se Joo, Ya kira-kira seperti itulah garis besarnya, dan tentu ada love line antara Jin Woo dan Hee Joo.



Pada episode pertama, kedua, hingga seterusnya, kita dibuat terkesan akan keindahan visual hingga keunikan jalan cerita. Meskipun pada awalnya ada sedikit kejenuhan karena pengulangan adegan yang cukup monoton. Namun tak terlalu jadi masalah karena episode-episode berikutnya penonton kembali dibuat penasaran, Yang sangat disayangkan menurut gue disini, adalah drama ini tentang game, tapi pengetahuan tentang game itu sendiri sangat dangkal. Bahkan setelah menonton drama ini hingga tamat dan gue mengingat kembali, gue udah lupa si Jin Woo ini udah ngapain aja di game itu. Kecuali di episode-episode terakhir yang mulai banyak menunjukkan petualangan Jin Woo dengan game tersebut. Sisanya ya lebih menceritakan tentang bisnis perusahaan J One, percintaan, dan printilan tak berguna.



Terlebih, printilan tak berguna ini membuat MoA jadi drama typical. Ya contohnya mantan-mantan istrinya Jin Woo yang tak bermanfaat, terlebih Go Yura (istri dari pernikahan kedua Jin Woo) yang sangat antagonis dan sinetronish. Selain itu yang lebih menyebalkan karakter Se Joo yang terlihat sangat tidak berguna, Dia pencipta game tersebut, tapi dia justru tidak tahu menahu tentang ciptaan dia sendiri, semacam tokoh tak bermanfaat. Gunanya ada dia cuman untuk semacam Princess di Mario Bros yang nunggu buat diselamatin. Dan tentu endingnya yang menuai banyak tanggapan sinis dari penonton.

Maunya endingnya kayak gini ya? Tidak semudah itu Ferguso..

Gue personally suka-suka aja sama endingnya. Menurut gue ada dua alasan penonton ga suka sama endingnya. Pertama, mereka mengharapkan adanya penutup yang manis oleh Jin Woo dan Hee Joo, ya ini untuk penonton yang menyukai romance sepertinya. Alasan kedua, Hyun Bin deserve more screen at the last episode. Untuk alasan kedua ini, gue paham dan ikut merasakan sih, I mean, he deserve good conclusion, weather sad, happy, or open ending. Sebenernya gue pribadi lebih menyukai drama dengan open ending, atau bahasa gampangnya ending yang gantung. Tapi.. pada dasarnya apapun bentuk ending pada drama, asal ditutup dengan baik ya bakal jadi sebuah penutup yang memuaskan. Namun tidak di drama ini, gue pun sudah menduga printilan-printilan tak berguna di drama ini pada akhirnya dilewati begitu saja. Istilahnya hanya untuk mengulur waktu dan memperlebar cerita namun terasa tak seperti bagian dari cerita.



Secara keseluruhan, saat menonton drama ini kita ikut merasakan hype yang luar biasa dari Memories of Alhambra, dan tak sabar menantikan kelanjutannya. Namun, setelah menyelesaikan drama ini, sepertinya ya.. yaudah gitu semacam tontonan yang tida rewatch-able dan tidak terlalu menarik untuk dibahas secara berulang serta diulas satu-persatu. Tapi meskipun begitu, Memories of Alhambra tetap jadi tontonan yang tak boleh dilewatkan. (3/5)



Sutradara: Ahn Gil Ho
Penulis: Song Jae Jong
Stasiun Televisi: tvN dan Netflix
Episode: 16
Pemain: Hyun Bin, Park Shin Hye, Lee Seung Joon, Park Hoon, Min Jin Woong, Kim Eui Sung, Chanyeol, Lee Ra, Kim Yong Rim

Total comment

Author

Reviewin aja

Keluarga Cemara

Film Keluarga Cemara menceritakan sebuah keluarga yang terdiri dari Abah (Ringgo Agus Rahman), Emak (Nirina Zubir), Euis (Zara JKT48), dan Ara (Widuri Putri Sasono) yang pada awalnya memiliki kehidupan yang serba kecukupan, namun suatu hari mengalami kebangkrutan sehingga mengharuskan mereka pindah ke rumah warisan yang jauh dari Ibu Kota. Abah pun berusaha untuk menghidupi Emak, Euis, dan Ara.



Ya, seperti yang sudah sahabat-sahabat ketahui ya Film Keluarga Cemara ini diangkat berdasarkan sinetron dengan judul yang sama pada tahun 1996. Harta yang paling berharga, adalah keluarga. Kira-kira mendengar kalimat itu pasti kita langsung terpikirkan oleh sinetron yang di perankan Adi Kurdi sebagai Abah. Lalu bagaimana dengan versi filmnya?


Keluar dari studio setelah menonton film ini, mataku bengkak.. sial. Apakah filmnya semenyedihkan dan sedramatis itu? Engga. Filmnya sangat hangat, manis, dan menyentuh. Mereka ga perlu usaha keras dengan mendramatisir keadaan untuk membuat penonton mengharu biru, ga perlu tangisan terisak-isak dari aktornya untuk mengajak kita menangis. Adegan per adegan begitu sederhana, tapi membuat kita begitu terhanyut sehingga mengeluarkan air mata. Saat adanya pertengkaran membuat kita ikut terdiam, bahkan saat adegan manis pun kita tak sadar menitikkan air mata karena ikut terharu.


Sosok Abah yang terlihat sangat tegar, sabar, tenang, dan mengayomi diperankan oleh Ringgo dengan nyaris sempurna, cara bicaranya begitu lembut dan sabar membuat kita ikut serta elus dada. Emak yang diperankan oleh Nirina pun sama baiknya. tegar, lembut, dan terus mendampingi Abah tanpa sebuah keluhan.  Euis yang membuat kita ikut simpati dengan hal-hal yang mungkin sepele seperti dimarahi abah atau sulit beradaptasi saat memasuki sekolah baru, namun dapat ditunjukkan oleh Zara JKT48 dengan sangat baik. Dan tentunya Ara yang sangat menggemaskan, polos, memberikan warna keceriaan pada film ini, setiap celetukkannya membuat penonton tertawa. Mungkin Widuri benar-benar memperoleh bakat sang ayah (Putri Dwi Sasono).



Jualan opak yang sangat legendaris pada sinetronnya pun ditunjukkan pada versi film begitu juga dengan adanya becak pada rumah baru mereka. Oh iya jangan lupakan juga kehadiran Asri Welas yang selalu mengundang gelak tawa penonton dan kawan-kawan sekolah Euis yang menggemaskan.
Tidak sulit untuk membuat penonton jatuh cinta pada film ini, sederhana namun mendalam. Menghangatkan sampai kehati. Dan pastinya setelah nonton Film Keluarga Cemara kamu segera ingin mendengar kembali soundtracknya. (4/5)



Sutradara: Yandy Laurens
Penulis: Yandy Laurens, Ginatri S Noer
Produser: Anggia Kharisma, Ginatri S Noer
Produksi: Visinema Pictures
Pemain: Ringgo Agus Rahman, Nirina Zubir, Zara JKT48, Widuri Putri Sasono, Asri Welas, Aryo Wahab, Gading Marten, Maudy Koesnaedi

Total comment

Author

Reviewin aja

12 Best Indonesian Movie 2018

Wadaw, jika tahun lalu aku telah membuat 10 Best Indonesian Movie 2017, maka tahun ini saudara-saudara saatnya membuat versi 2018. Btw film Indonesia terbaik versiku ini hanya yang sudah kutonton saja ya. Tanpa berlama-lama lagi.. here we gooo

1. Hoax
Sayang banget film ini underrated, padahal ide cerita yang kayak gini cukup jarang ditemui di Film Indonesia. Menceritakan tentang sebuah keluarga yang ternyata punya rahasianya masing-masing. Film ini sungguh mind blowing, sampe ending aja kita masih bertanya-tanya. Ya justru itu, endingnya semacam diserahkan kepada penonton maunya gimana. Seru ga tuh. Pemainnya pun tidak diragukan lagi sahabat, Tora Sudiro, Tara Basro, Vino G Bastian, hingga Jajang C Noer. Click here for full review
Tayang: 1 Februari 2018




















2. Yowis Ben
Tanpa adanya promosi besar-besaran, tidak disangka Yowis Ben tayang dengan jangka waktu lama di bioskop dan meraup angka jumlah penonton yang fantastis hingga mencapai 900 ribu lebih. Berlatar belakang sekolahan yang bercerita tentang sekumpulan murid yang ingin diakui lalu membentuk sebuah band. Guyonan-guyonannya sangat berhasil membuat penonton terpingkal-pingkal. Plus, film ini full berbahasa jawa. Gimana ga tuh.
Tayang: 22 Februari 2018




















3. Love For Sale
Apa adanya, sexy, deep. Mungkin itu tiga kata yang bisa mewakilkan film ini. Chemistry Gading-Della sangat manis, menceritakan tentang kesendirian Richard (Gading Marten) yang kemudian menemukan Arini (Della Dartyan) melalui aplikasi Love (semacam aplikasi biro jodoh) untuk menemani Richard ke kondangan. Ternyata melalui pertemuan itu, hubungan mereka berlanjut. Film ini juga menceritakan sebuah pendewasaan. Dilengkapi dengan ending yang sangat manis. Kalau mau nonton ada di Netflix. Silahkan, sahabat.
Tayang: 15 Maret 2018




















4. Kulari Ke Pantai
Tahun 2018 cukup banyak film anak-anak atau keluarga, salah satunya produksi Miles Pictures ini. Film ini salah satu film roadtrip yang benar-benar roadtrip dan sungguh menyenangkan. Ringan, cukup menyentuh, dan sangat menghibur. Menggambarkan "pergaulan" dan cara berkomunikasi anak berusia 10 tahun jaman sekarang. Dan.. membuat kita ingin liburan tentunya. Ditambah dengan soundtrack yang seru.
Tayang: 28 Juni 2018



















5. Kafir
Kafir berhasil meningkatkan standar film horror Indonesia, setelah sekian banyak film horror Indonesia yang menjamur namun tak selaras dengan kualitasnya. Dengan sedikitnya stok jump scare, lantas tak membuat film ini tidak horror. Horror klasik ini punya atmosfir yang creepy dan didukung oleh visualnya yang super apik. Serta alur cerita yang dapat dinikmati hingga akhir dan deretan pemain pun bermain dengan sangat baik terutama Putri Ayudya sebagai Sri.
Tayang: 2 Agustus 2018



















6. Sebelum Iblis Menjemput
Masih di kategori horror, tentu tidak mungkin rasanya tidak memasukkan Sebelum Iblis Menjemput di Film Indonesia terbaik 2018. Jantungan, ngilu, sesak nafas, inget Tuhan. Itulah kejadian saat menonton film ini di bioskop. Jangan lupa. Penuh dengan darah, kepala copot, tusuk sana-sini. Ya, seperti biasa ciri khas dari sang sutradara Timo Tjahjanto. Di film ini kita juga dapat melihat akting terbaik sepanjang masa dari Pevita Pearce.
Tayang: 9 Agustus 2018



















7. Rompis
Lagi, salah satu film underrated yang menurutku patut di apresiasi. Film ini manis banget, tentu chemistry pemain utamanya juga sangat manis. Gambarnya pun cantik. Salah satu film drama romantis yang tidak membuat mual, tapi gemas dan kesal sendiri menontonnya. Tapi juga dihibur dengan lawakan-lawakan segar bahkan sarkas. Ringan dan manis. Recommended!
Tayang: 16 Agustus 2018



















8. Aruna dan Lidahnya
Diperankan oleh aktor-aktor garang seperti Dian Sastro, Oka Antara, Nicholas Saputra, hingga Hanna Al Rashid, sudah kebayang ya filmnya seperti apa. Semua berjalan sangat amat natural, bahkan aku lebih enjoy melihat akting Nicholas di sini dibandingkan dengan film-filmnya yang lain. Naskahnya pun jujur dan tidak dramatis. Tentunya film ini membuat Anda lapar.. dan terkagum dengan keragaman kuliner nusantara.
Tayang: 20 September 2018



















9. Belok Kanan Barcelona
Film yang terlihat mahal karena memakai latar beberapa negara. Ya, seperti diajak berjalan-jalan oleh film ini. Gambarnya pun super cantik dan mevvah. Ceritanya tentang empat orang yang terjebak friendzone sejak SMA sampai mereka dewasa. Chemistry empat sekawan ini sangat menyenangkan baik sebagai sahabat maupun sebagai "friendzone" apalagi melihat penampilan gila yang kocak dari Deva dan Anggika.
Tayang: 20 September 2018



















10. The Night Comes For Us
Another Timo's Works. Dan.. sama seperti Sebelum Iblis Menjemput. Jantungan, bikin inget Tuhan, engap. Tapi yang ini dengan level lebih berdzikir. Organ tubuh terhambur-hambur. Sudah biasa. Oh iya, film ini hanya tayang di Netflix. Jadi monggo di tonton. Udah itu aja. Click here for full review
Tayang: 19 Oktober 2018



11. A Man Called Ahok
Film yang menceritakan hubungan ayah dan anak yang penuh dengan emosi namun tidak digambarkan dengan begitu dramatis. Sangat menyentuh. Menceritakan didikan seorang ayah yang melekat pada perjalanan hidup sang anak. Salah satu film keluarga yang patut untuk ditonton. salut sama akting Daniel yang mampu mengikuti gerak tubuh dari Bapak Ahok.
Tayang: 8 November 2018



















12. Milly & Mamet
Sejauh ini, Milly dan Mamet adalah karya terbaik Ernest. Penonton tidak akan diberi jeda. Jeda untuk tidak tertawa. Spin off dari AADC ini sungguh berhasil. Dan sudah menjadi ciri khas dari film-film Ernest sebelumnya, yaitu film komedi keluarga yang selalu ada momen menyentuh atau memiliki pesan yang hangat di dalamnya. Dan tentu terdapat scene stealer dari pemain yang membuat penonton terpingkal.
Tayang: 20 Desember 2018
















Total comment

Author

Reviewin aja