Contact Form

 

The Night Comes For Us

Bhaik sahabat, pada kesempatan yang berbahagia ini izinkan saya untuk bercerita sedikit tentang The Night Comes For Us. Film ini sebenarnya sudah mencapai tahap reading dan lain-lain sejak tahun 2014, kala itu ada Prisia Nasution, Arifin Putra, Oka Antara, hingga Rio Dewanto (Selain Joe Taslim dan Iko Uwais ya). Namun entah karena kendala apa, akhirnya film ini baru tayang mulai 19 Oktober 2018 dan memang nama aktor tersebut tidak jadi bermain di film ini. Tapi tenang dulu sahabat nama-nama yang menggantikan meraka tak kalah menyenangkan.
Jika kita lihat kilas balik karya sang sutradara, pasti sudah bisa membayangkan betapa film ini bermandikan darah. Contohnya, Rumah Dara. Apa yang paling kalian ingat? Kalo gue.. selain adegan "enak kan?" gue paling ingat ketika Julie Estelle gigit lidah lawannya sampe putus dan bola matanya Aming yang diinjak dengan high heels, sungguh ironi.

Iya enak kok enak. Sumpah

Kemudian di film Killers, gue paling terkenang saat Nomura Shuhei mengorek sari-sari daging manusia yang dileburkan dengan air keras di sebuah bath up, tak lupa koleksi potongan tubuh manusia yang menghiasi rumahnya. Lalu di The Raid. pertengkaran menggunakan golok, adegan fighting tusuk-tusuk leher dengan bohlam lampu, woh. Terakhir yang terbaru ada Sebelum Iblis Menjemput, kali ini bukan lagi dengan golok ataupun senjata lainnya. Karena bergaul dengan iblis, jadilah pecah-pecahan kepala, copot-copot kepala sampe muncrat yaa tinggal di coplok aja gitu. 

Lalu bagaimana dengan The Night Comes For Us?


Gimana coba?

Ga sopan kamu sama polisi!

Filmnya berdurasi 121 menit, dari pembukaan film ini sudah intens, udah ada darah-darah gitu. Yaa kebayang kan? selama dua jam banyak-banyak elus dada aja gitu, banyakin istighfar aja. Umur gaada yang tau. Film ini memang banyak pesan moralnya, bikin kita inget Tuhan. 

Semua aktor yang terlibat memiliki kesan yang sangat melekat, karena memang film ini aktornya banyak sekali kek mau ribut, lah emang mau pada ribut kan. 
Jadi, Ito (Joe Taslim) kabur dari geng Triad dan berkhianat karena lebih memilih untuk menolong anak kecil, semacam pertobatanlah ya. Tentu si geng Triad ga terima dikhianati, dan mengutus beberapa anggota spesial termasuk Arian (Iko Uwais) dan anggota lainnya untuk mencari Ito. Jadi singkat cerita,  keributan pertama ada di rumah persinggahan kubu Ito, yaitu ada Fatih (Abimana Aryasatya), Bobby (Zack Lee), dan Wisnu (Dimas Anggara). Ketiganya punya kesan masing-masing, si Fatih ini paling mature, penengah, paling sing sabarlah gitu. Bobby paling rusuh, kek orang ngelem aibon dia. Nah si Wisnu ini paling manut, njeh-njeh aja, paling ga bisa apa-apalah. Pertengkaran pertama sudah membuat elus dada, apalagi tiba-tiba ada Hannah Al Rashid dan kawan-kawannya yang demennya main tusuk-tusuk aja. Disisi lain ada Mba Dian Sastro dan Kakak Dimas Anggara yang lagi berantem, ngeri aku. Biasa liat mereka puitis-puitisan ini malah mainan darah. 


Moon maap ni, itu golok gede-gede amat ya.
Jangan galak-galak gitu coba



Setelah semua pertumpahan darah di berbagai latar, lalu muncullah yang dinanti-nanti. Datanglah Kakak Julie Estelle dengan helmnya, yang berantem-berantem manja dengan Jota (Joe Taslim). Sabar dulu, masih ada pertengkaran Mba Dian, Hannah, dan Julie. Sudahlah tak perlu dijelaskan, jari-jari putus sudah hal lumrah. Mba Dian ini paling menyebalkan, membunuh sambil ketawa-tawa mana pake kabel-kabel headset pula senjatanya, kalo Mba Hannah tatapannya ngeri ditambah rambut skinnya yang blonde itu. Kalo Mba Julie gausah dibahas lah ya, aku liat dia buka helm aja udah pengen Assalamualaikum. 



Pake helm dulu. Biar aman
Malah main bakar-bakaran

Setelah semua pahlawan gugur, barulah kita bisa melihat pertarungan duo yang dînanti yaitu Joe Taslim dan Iko Uwais. Siapa yang menang? Ya nontonlah ya. Jika dilihat dari film-film sebelumnya, tentu pertumpahan darah ini lebih bervariatif, tidak hanya dengan pistol dan golok, tapi pake kaca, kabel-kabelan, bom-boman, cutter dan pasti pake tanganlah kan "biar greget". Selain itu pergerakan kamera dan kualitas gambar adegan fighting juga lebih baik dan beragam jika dibandingkan dengan Headshot. Walaupun sebenarnya tidak ada yang spesial pada naskah cerita, tapi film ini ditutup dengan sangat ciamik.


Coba selesain baik-baik dulu

Semua aktornya luar biasa, banyak aktor yang tak kita sangka kehadirannya. Revaldo yang hobi banget anjing-anjingin orang, Dian Sastro yang bunuh orang sambil senyum-senyum, Dimas Anggara yang main pistol-pistolan sambil berdarah-darah. Banyak pula cameo dengan nama-nama besar, yang bikin kita "lah ada dia". Best scene buat gue: saat Abimana sebat sambil dengerin "Benci Untuk Mencinta" padahal di depannya udah banyak musuh mau nembak, pas Mba Dian motong urat nadi di pergelangan tangan Kakak Dimas pake kabel-kabelannya itu, lalu liat ususnya Mba Hannah teruai cantik akibat ulahnya Mba Julie, dan tentunya melihat potongan cutter nyangkut di muka Jota. Sekian. 
Film ini hanya tayang di Netflix, tontonlah. Jangan bajakan. Fyi, Netflix gabisa di akses pake Telkom dan Indihome. Jadi pake provider lain ya. (4/5)




Sutradara: Timo Tjahjanto
Penulis: Timo Tjahjanto
Produser: Sukhdev Singh, Wicky Olindo, Mike Wiluan, Kimo Stamboel, Nick Spicer, Todd Brown
Produksi: Screenplay Infinite Films, XYZ Films
Pemain: Joe Taslim, Iko Uwais, Abimana Aryasatya, Zack Lee, Dimas Anggara, Dian Sastrowardoyo, Hannah Al Rashid, Julie Estelle, Sunny Pang, Revaldo, Salvita Decorte, Asha Kenyeri Bermudez, Epy Kusnandar, Morgan Oey, Shareefa Daanish


Total comment

Author

Reviewin aja

0   comments

Cancel Reply